Fandommie Reviews : Skinamarink, Film psychological horror yang viral! (IND)

Salam hangat, penghuni fandommie!

Kali ini, aku akan melakukan sebuah hal yang baru dan berbeda dari blog-blog sebelumnya dimana aku biasanya akan membuat lirik terjemahan yang singable dan agak badly translated. Disini, aku akan membuka sekumpulan review film atau buku yang layak untuk aku review secara mendalam dari sudut pandang orang awam. Disclaimer, aku bukan ahli dalam hal reviewing, tapi aku punya ketertarikan khusus dalam memberikan pendapatku terkait film atau buku. 

Semoga review-ku ini bermanfaat ya, jangan disalahgunakan dan dianggap bahwa aku membenci karya orang lain ya! 

Selamat membaca! <3

www.shudder.com
"Can we watch something happy now?"
SKINAMARINK

1. Prolog
    Apa yang membuat film ini menarik? Pasalnya, banyak sekali review yang menurutku kurang baik terkait film ini. Fyi, film ini katanya adalah sebuah film Indie dari Kanada yang sempat mengegerkan dunia maya karena gaya sinematografinya yang mungkin kurang cocok untuk sebagian orang. Disini, aku tidak akan memberikan spoilers dengan berbentuk tangkapan layar, karena kalau begitu.. kurang asik ya? Sebagai gantinya, aku akan sedikit memberikan ringkasan dari film ini, sekaligus memberikan gambaran singkat tentang what to expect dari film yang menarik ini. 

2. Keseluruhan dan sinematografi film
    Sinopsis dari film ini sudah cukup mewakili, dimana dua anak kecil terbangun di rumah dengan kondisi orangtuanya yang belum kembali serta pintu juga jendela yang menghilang. Sederhana. Tetapi, disitulah letak rasa menyeramkannya, dimana kedua anak ini mungkin saja dibawah 10 tahun dan kini harus saling membantu satu sama lain agar bisa bertahan hingga orangtuanya kembali. 
    Premis yang diberikan ini cukup sederhana dan ketika film ini dimulai, aku langsung tertarik sepenuhnya karena aku sudah biasa dan sangat senang dengan konsep ARG (Alternate Reality Games) yang mungkin kapan-kapan akan ku bahas, ya? 
    Oke, kembali ke Skinamarink, penangkapan gambarnya pun cenderung unik dan memberikan rasa familiar bagi para pegiat internet horror. Rasanya, kamera yang digunakan memang sengaja untuk tidak memperlihatkan jalan cerita secara menyeluruh untuk melalukan build-up atmosfer serta sensasi merinding penonton. Menurutku, ini adalah salah satu strategi yang sangat tepat. Pasalnya, sebagai penonton, aku tidak tahu apa yang akan terjadi, sama halnya dengan dua anak yang menjadi pemeran utama. Selama film berjalan, aku hanya bisa merasakan rasa takut serta menunggu hantu yang seharusnya mengagetkan. Ternyata, tidak ada hantu atau makhluk menyeramkan yang muncul. Kalau mainan telepon ini dianggap sebagai hantunya sih.. mungkin bisa saja, hehe. 

www.looper.com

    Aku bisa mengerti mengapa sang pembuat film ini menyatakan Skinamarink sebagai film horor eksperimental, karena secara tidak langsung, mereka membuktikan bahwa sebenarnya perasaan takut itu bisa dibentuk tanpa harus menunjukkan realita atau kondisi film sepenuhnya. Untuk itu, menurutku sinematografi dan atmosfer yang berhasil mereka buat ini harus kuberikan nilai 100!

3. Alur cerita dan lore utama
    Harus ku akui, plot dari film ini cukup membingungkan. Mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa Skinamarink mendapatkan ulasan atau reaksi yang kurang baik dari para penonton. Memang membingungkan, namun setelah diresapi dan membaca banyak pandangan, aku akhirnya paham maksud dari film ini. 
    Memang benar, alurnya membingungkan karena dari awal film ini mulai pun kita tidak diberikan konteks apapun selain latar belakang para pemeran. Bagaimana si anak bungsu sering sekali sleep-walking dan anak sulung yang cukup dewasa untuk mengutarakan opininya. Mereka berusaha untuk saling menguatkan satu sama lain selama film berlangsung, menunggu kedua orangtuanya kembali pulang. Karena ketakutan, mereka memutuskan untuk tidur di ruang tamu dan menyalakan kartun era 80-an. Selama mereka menunggu, banyak sekali kejadian aneh nan menakutkan, mulai dari perabotan yang hilang hingga anak sulungnya yang hilang. 
    Akhir dari film ini pun sangat membingungkan dan secara tidak langsung, mereka membuka peluang bagi penonton untuk menerka apa yang terjadi. Aku pun bisa menyimpulkan bahwa di akhir cerita, keluarga ini tidak bisa keluar dari "rumah" singgah mereka. Untuk alur cerita utama akan kuberikan nilai cukup baik! 

4. Analisis film (Spoilers!)
    Skinamarink menurutku adalah sebuah perkenalan yang tepat dan ringan untuk masuk ke dunia horor eksperimental atau ARG. Mungkin ini hanya opini pribadi, tapi aku beberapa kali merekomendasikan film ini kepada rekan-rekan yang memang belum pernah mengikuti horor eksperimental. Lalu, bagian keempat ini akan fokus pada analisis pribadiku saja, diluar penjelasan dari sang pembuat skrip dan lainnya. Aku pun banyak membaca analisis serta ulasan dari para pegiat film terkait.
    Oke, untuk analisisnya sendiri, akan kubuat lebih sederhana. Skinamarink adalah sebuah pembuktian bahwa terkadang, rumah yang dianggap sebagai tempat yang paling nyaman pun bisa menjadi paling berbahaya. Aku sempat menganggap bahwa film tersebut adalah bagaimana seseorang berusaha untuk hidup dengan trauma serta PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), namun teori itu belum tentu benar. Asumsi kedua, bahwa memang benar rumah tersebut dianggap angker dan menjadikan keluarga tersebut korbannya. Suara-suara yang disebut sebagai hantu pada film ini pun belum pernah diumumkan identitasnya sepanjang film. 
    Untuk sekarang, aku bisa menyimpulkan bahwa benar, film ini (diluar plothole-nya) adalah cerminan bagaimana seorang anak berusaha untuk menjelaskan pengalaman traumatik yang ia alami. 
https://bloody-disgusting.com/
    
    Pada dasarnya, mereka menggunakan sugesti serta atmosfer yang berusaha dibentuk, itulah yang menjadi dasar mengapa aku setuju dengan teori ini walau memang benar, ada banyak hal yang tidak bisa dijelaskan dengan teori ini. Pertama, penonton akan disuguhi sudut pandang yang cenderung rendah. Dengan sudut pandang ini, penonton akan melihat bagaimana sebagai seorang anak-anak memandang dunia. Semuanya dari sudut pandang yang sangat pendek dan rasanya seperti kita tidak tahu apa-apa, namun dipaksa untuk beradaptasi di lingkungan se-mencekam ini. 
    Kedua, situasi yang gelap dan sesak rasanya membuatku tidak bisa bernapas. Ya, selama film berlangsung, aku rasanya seringkali menahan napas seperti sedang bersiap-siap untuk ditikam oleh sesuatu yang bahkan tidak ada. Terakhir, penonton dibuat seperti sedang menunggu hal yang bahkan tidak nyata. Aku seringkali menunggu hal yang bahkan tidak pernah terjadi, seperti bagian dimana si putri sulung ini disuruh untuk melihat kebawah ranjang dan kembali melihat keatas. Betul saja, tidak ada apa-apa. Sang putra bungsu pun harus menyakiti dirinya karena diperintahkan oleh suara aneh ini, ia bahkan berusaha untuk menelpon 911, namun.. tentu saja unknown force ini memutus koneksi mereka dengan dunia luar. Untukku, ini mirip seperti bagaimana cara kerja seseorang mengurung dirinya sendiri atau bahkan di abuse secara emosional oleh orang tersayangnya. 
    Sejujurnya, banyak sekali bukti bahwa film ini menggambarkan PTSD seorang anak. 

5. Epilog
    Akhirnya, sampailah kita pada bagian terakhir review film horor eksperimental ini! Awalnya aku pun takut untuk menonton Skinamarink, tapi setelah melihat trailer dan ulasan oleh orang terdekat, aku semakin yakin bahwa film ini sangat layak untuk diberikan kesempatan dan benar saja, film ini melebihi ekspektasiku. Setelah menonton film ini, aku banyak membaca ulasan serta laman Reddit yang membahas film ini lebih lanjut, kalau ada yang tertarik, berikut linknya
    Untuk memberikan nilainya, Skinamarink mendapatkan bintang 9.5/10 dari Fandommie Reviews hehe. Oh iya, berikut trailernya! Terima kasih untuk semuanya yang sudah membaca review kecil-kecilan ini, selanjutnya, aku akan me-review salah satu film animasi Jepang yang menceritakan kembali kisah Si Cantik dan Si Buruk Rupa! 


See you soon! 
メイメイ

Komentar

Postingan Populer